Monday, November 27, 2006



Hubungan dalam perkawinan

“Hiburan dalam masyarakat semacam menyempurnakan sebuah sloka yang diawali oleh yang lainnya, perkawinan dan upacara-upacara keagamaan dapat dilaksanakan bukan untuk saling mengungguli ataupun saling merendahkan, tetapi dengan persamaan hak. Ini hendaknya diketahui sebagai suatu ikatan tinggi, bila si pria setelah mengawini seorang gadis harus melayaninya dan melayani kaum kerabatnya yang selanjutnya bertindak selaku pelayan dan hubungan seperti itu dipastikan oleh kebaikan. Sebaliknya, hubungan yang memalukan adalah bilamana seorang pria bersama-sama dengan kaum kerabatnya memerintah istrinya bagaikan raja dan itu disebut hubungan rendah oleh para bijaksana. Tetapi, apabila keduanya, yaitu pria dan wanita mampu saling menyenangkan dan dimana kedua kerabat masing-masing pihak saling menghormati, hubungan tersebut disebut sebagai hubungan dalam pengertian yang semestinya. Oleh karena itu, seorang pria hendaknya jangan melakukan hubungan tinggi dimana ia diharuskan merendah dihadapan kerabatnya ataupun hubungan rendah yang secara universal dicela oleh semua orang.”
(Watsyayana; Kamasutra; Penerbit Paramitha Surabaya 1997)

1 Comments:

Anonymous Gelang Kecubung said...

bagi yang masih belum punya pasangan. sangat disarankan mencoba ini.
Gelang Kecubung | www.gelangkecubung.com

3:58 PM  

Post a Comment

<< Home