Monday, August 08, 2005


Pendidikan Gaya Bank

Dalam konsep pendidikan gaya bank, pengetahuan merupakan sebuah anugerah yang dihibahkan oleh mereka yang menganggap dirinya berpengetahuan kepada mereka yang tidak dianggap berpengetahuan apa-apa. Menganggap bodoh secara mutlak kepada orang lain, sebuah ciri dari ideologi penindasan, berarti mengingkari pendidikan dan pengetahuan sebagai proses pencarian. Guru menampilkan diri dihadapan murid-muridnya sebagai orang yang berada pada pihak yang berlawanan; dengan menganggap mereka mutlak bodoh, maka ia mengukuhkan keberadaan dirinya sendiri. Para murid yang bagaikan budak terasing dalam dialektika Hegel, menerima kebodohan mereka sebagai pengesahan keberadaan sang guru--tetapi tidak seperti budak, mereka tidak pernah menyadari bahwa mereka mendidik gurunya.

Raison d'etre pendidikan yang membebaskan, sebaliknya terletak pada usahanya ke arah rekonsiliasi. Pendidikan ini harus dimulai dengan pemecahan masalah kontradiksi guru-murid tersebut, dengan merujukkan kutub-kutub dalam kontradiksi itu, sehingga kedua-duanya secara bersama-sama adalah guru dan murid.

Pemecahan demikian tidak (dan tidak mungkin) dijumpai dalam konsep pendidikan gaya bank. Sebaliknya, pendidikan gaya bank memelihara dan bahkan mempertajam kontradiksi itu melalui cara-cara dan kebiasaan-kebiasaan sebagai berikut, yang mencerminkan suatu keadaan masyarakat tertindas secara keseluruhan:
1. Guru mengajar, murid diajar.
2. Guru mengetahui segala sesuatu, murid tidak tahu apa-apa.
3. Guru berpikir, murid dipikirkan.
4. Guru bercerita, murid patuh mendengarkan.
5. Guru menentukan peraturan, murid diatur.
6. Guru memilih dan memaksakan pilihannya, murid menyetujui.
7. Guru berbuat, murid membayangkan dirinya berbuat melalui perbuatan gurunya.
8. Guru memilih bahan dan isi pelajaran, murid (tanpa diminta pendapatnya) menyesuaikan diri dengan pelajaran itu.
9. Guru mencampuradukkan kewenangan ilmu pengetahuan dan kewenangan jabatannya, yang ia lakukan untuk menghalangi kebebasan muridnya.
10. Guru adalah subyek dalam proses belajar, murid adalah obyek belaka.

Tidaklah mengherankan jika konsep pendidikan gaya bank memandang manusia sebagai mahluk yang dapat disamakan dengan sebuah benda dan gampang diatur.
(Paulo Freire, Pendidikan kaum tertindas, LP3ES)

0 Comments:

Post a Comment

<< Home